Sebentar lagi bakal masuk Q4 yang mana artinya akan ada performance review secara menyeluruh, khususnya bagi kamu yang kerja kantoran. Ini juga sekaligus menandakan, momen naik gaji yang sudah lama ditunggu-tunggu bakalan segera tiba. Seneng nggak, sih?
Idealnya, karir kamu di kantor bisa dikatakan sehat dan stabil apabila mengalami kenaikan penghasilan secara rutin dan signifikan setiap tahun, minimal sebesar 10% untuk menyesuaikan inflasi. Kalau performanya di atas rata-rata, bukan nggak mungkin kenaikan yang kamu dapat bisa mencapai 20% atau lebih. Nah, mungkin dari sekarang, kamu udah mulai kebayang dan menghitung-hitung nih. Kalau dilihat dari performa kerjamu sepintas sepanjang tahun belakangan, berapa kira-kira persentase kenaikan gaji yang kamu dapatkan.
Namun, hati-hati juga. Sebab, kesenangan akan datang seiring dengan munculnya berbagai godaan gaya hidup saat kamu mengalami kenaikan gaji. Alih-alih bisa meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik, kalau nggak disikapi dengan bijak, godaan tersebut justru bisa memporakporandakan kondisi keuangan, lho. Yuk, waspadai 4 hal berikut ini.
Tawaran tambah kartu kredit
Selain apply sendiri ke bank terkait, tawaran kartu kredit bank juga biasanya kerap datang ketika kamu berkunjung ke mal, email, sms, hingga telepon telemarketing. Apabila kamu telah memiliki kartu kredit atau membuka akun payroll di bank tertentu, bisa dikatakan, bank tersebut bisa melihat histori rekening serta menganalisa kondisi finansialmu. Bukan nggak mungkin, seiring dengan pertambahan penghasilan yang signifikan akan membuat kamu mendapat tawaran untuk menambah kartu kredit, baik upgrade limit hingga kartu kredit yang sifatnya tambahan.
Belum lagi ditambah dengan tawaran dari bank lain yang mungkin jumlah limit dan beragam promo spesialnya lebih menggiurkan dibanding kartu kredit bank yang kamu miliki saat ini. Di sinilah godaan pertama datang dan perlu kamu sikapi dengan bijak. Pertama, pikirkan dulu, apakah kamu benar-benar butuh punya lebih dari satu kartu kredit? Apakah limit yang besar sangat berpengaruh pada transaksi yang kamu lakukan setiap harinya? Yang kedua, pikirkan juga, bahwa menambah kartu kredit, artinya juga menambah beban biaya printilan yang perlu dibayarkan: mulai dari annual fee, biaya kartu, iuran bulanan, dan masih banyak lagi.
Yang penting untuk diingat, kartu kredit hanyalah alat pembayaran untuk mempermudah transaksi, bukan merupakan dana tambahan yang bisa digunakan kapan saja tanpa dipikirkan dengan matang. Jadi, kalau satu saja cukup membantu, kenapa harus repot mengurus banyak kartu kredit sekaligus?
Hal ini juga berlaku untuk kamu yang saat ini belum memiliki kartu kredit, namun tertarik membuat apabila mengalami kenaikan gaji nantinya. Jangan lupa untuk memilih akses kredit yang sesuai dengan kebutuhan. Bukan hanya sebatas berapa besaran limit yang bisa didapat. Misalnya, kamu senang traveling. Maka, kartu kredit yang memberikan ragam penawaran, benefit, dan promo untuk transaksi akomodasi traveling bisa jadi yang paling tepat untuk kamu coba. Atau, kamu mau nyicil gadget tertentu. Pilihannya ada dua: buat kartu kredit atau memanfaatkan fasilitas kredit online sekaligus pinjaman cepat dari fintech seperti Kredivo.
Sebab, untuk cicilan, akses kredit online sekaligus pinjaman cepat tunai dari Kredivo bisa dibilang lebih menguntungkan dibanding kamu harus buat kartu kredit. Daftarnya mudah dan proses approvalnya hanya memakan waktu 1 x 24 jam. Selain itu, dengan Kredivo, kamu juga nggak perlu bayar biaya-biaya lain seperti annual fee, biaya kartu, dan sejenisnya. Kamu hanya perlu membayar tagihan apabila memiliki angsuran berjalan atau pernah melakukan transaksi sebelumnya dengan Kredivo. Dengan suku bunga hanya 2,95% per bulannya, Kredivo menawarkan cicilan tenor 3/6/12 bulan dengan minimum pembelanjaan Rp 1 juta, dan tanpa uang muka. Begitu juga untuk pinjaman cepat tunai, suku bunga yang berlaku tetap sama, dengan opsi tenor mulai 30 hari, 3 bulan, dan maksimal 6 bulan. Limit kreditnya bisa mencapai hingga Rp 30 juta juga lho!
Langsung belanja dan nyicil ini itu tanpa pertimbangan
Godaan kedua yang datang selain kartu kredit adalah hasrat untuk berbelanja dan nyicil barang ini itu yang mungkin udah lama kamu impi-impikan. Sebelum kamu dikuasai godaan yang satu ini, yuk coba ingat-ingat lagi berapa total cicilan berjalan yang saat ini kamu miliki? Apakah bijak kalau menambah cicilan lagi sementara cicilan sebelumnya pun tenornya masih lama? Jangan sampai, momen naik gajimu nanti malah jadi ‘nggak berasa’ karena uangnya dialokasikan lebih banyak untuk cicilan ya. Begitu juga dengan belanja. Boleh aja merayakan kenaikan gaji dengan makan ini itu atau beli ini itu, namun upayakan agar tidak berlebihan. Sebab, masih ada kebutuhan di hari esok dan esoknya lagi yang perlu dipenuhi.
Mengubah dan menaikkan anggaran keuangan biasanya
Ketika mengalami kenaikan gaji, apakah otomatis kebutuhan dan gaya hidup harus naik juga? Eits, tahan dulu. Kalau dengan anggaran keuangan biasanya saja kehidupanmu sudah tercukupi, maka artinya, kamu belum perlu menaikkan anggaran keuangan untuk kebutuhan apa pun. Minimal 3 bulan setelah punya gaji baru, kamu bisa bereksperimen dengan mempertahankan anggaran keuangan sebelumnya. Kalau berhasil, maka sisa uang lebihnya bisa kamu alokasikan untuk hal lain yang lebih visioner, misalnya: tabungan liburan, tabungan menikah, dp KPR, dan masih banyak lagi. Lain halnya jika memang ada kebutuhan yang harus diupgrade bujetnya, misal: harga sewa tempat tinggal yang naik per tahun, asuransi kesehatan, dan yang sejenisnya.