Beberapa bulan terakhir ini semenjak masyarakat dihimbau untuk lebih banyak melakukan aktifitas di rumah karena pandemi, banyak yang mengeluhkan tagihan listrik melonjak. Selain karena memang penggunaan yang meningkat juga karena adanya aturan baru dari PLN. Mengurangi tagihan listrik dapat dilakukan dengan solar panel agar memiliki energy listrik tambahan di siamg hari. Memang terlihat mahal di awal namun jika diakumulasikan beberapa tahun kemudian penggunaannya menjadi lebih hemat. Simak perhitungannya sebagai berikut:
Harga panel surya di Indonesia saat ini berada di kisaran US$ 1/Watt peak (Wp) atau US$ 1.000/kilowatt peak (kWp). Tiga tahun lalu, harga solar panel masih sekitar US$ 1.500/kWp, jadi sudah menurun sekitar 30% dalam 3 tahun.
Jika dikonversi dalam rupiah, harga panel surya dengan kapasitas 1 kWp sekitar Rp 13,2 juta. Ditambah biaya instalasi di atap rumah, biayanya sekitar Rp 15 juta/kWp. Untuk kebutuhan listrik rumah tangga, kira-kira perlu 1-2 kWp alias 1.000-2.000 Watt peak (Wp).
Sekarang sudah semakin banyak rumah-rumah yang memakai panel surya di atap untuk memenuhi kebutuhan listrik pada siang hari. Tapi pemakainya masih terbatas di masyarakat kelas menengah atas. Sebab, biaya yang dibutuhkan setidaknya Rp 15 juta, belum terjangkau masyarakat Indonesia pada umumnya.
Meski demikian, uang yang diinvestasikan untuk memasang panel surya bisa segera kembali dalam 4 tahun. Panel surya memberi manfaat langsung berupa penghematan tagihan listrik.
Pasang solar panel 1 kWp biayanya sekitar Rp 15 juta. Tapi dengan listrik yang diproduksi panel surya, tagihan listrik PLN jadi turun. Sekitar 7 tahun sudah bisa kemballi modal.
Panel surya dengan kapasitas 1 kWp dapat menghasilkan listrik selama 8 jam dari pukul 08.00 sampai 16.00. Dengan intensitas sinar matahari di Jakarta, total yang dihasilkan kurang lebih 3,5 kWh. Maka konsumsi listrik dari PLN berkurang 3,5 kWh per hari atau setara dengan Rp 5.000 (tarif listrik PLN Rp 1.400/kWh). Berarti dalam sebulan, tagihan listrik berkurang Rp 150.000.
Di daerah-daerah lain yang sinar mataharinya lebih kuat, misalnya Nusa Tenggara Timur (NTT), listrik yang dihasilkan bisa sampai 4-4,5 kWh per hari.
Jika listrik dari panel surya dipakai 3,5 jam per hari saja, menghasilkan listrik 3,5 kWh, maka dalam sebulan jadi sekitar 100 kWh. Penghematannya adalah 100 dikali Rp 1.400/kWh (tarif listrik PLN), itu yang dihemat.
Di tahun ke-8 dan seterusnya, pemilik rumah sudah menikmati keuntungan dari panel surya. Energi dari sinar matahari tentu tak akan habis, hanya mahal di awal saja tapi selanjutnya sangat murah, dan tidak menghasilkan polusi seperti halnya energi fosil.
Harga panel surya dan baterai pembangkit listrik tenaga surya semakin murah, tren harganya ke depan makin turun. Nantinya akan ada revolusi di kelistrikan. Dalam 2-3 tahun terakhir panel surya roof top booming di Jepang, Jerman, Australia, dan sebagainya.
Sekarang diperkirakan ada 10 juta rumah di Pulau Jawa yang termasuk kelas menengah atas. Kalau sepersepuluhnya saja memasang solar panel berkapasitas 1 kWp di atap rumah, sudah ada tambahan listrik 1.000 Megawatt (MW) dari tenaga surya. Jika tertarik ingin pasang solar panel dapat menghubungi sewatama yang sudah pasti memiliki keahlian dibidang solar panel.