Popularitas TikTok terus merangkak. Hal ini membuat orang-orang mulai bertanya, khususnya influencer di media digital, apakah hanya perlu mengoptimalkan Instagram sebagai media pemasaran atau memutuskan merambah ke TikTok. Pasalnya, TikTok menunjukkan berbagai potensi menjanjikan, tetapi tetap membutuhkan petimbangan-pertimbangan sebelum mendiversifikasi kedua platform pemasaran tersebut.
Fakta-fakta Perihal Berkembangnya Aplikasi TikTok
Aplikasi TikTok adalah media jejaring sosial dan platform video musik yang telah diluncurkan pada awal September tahun 2016 oleh Tiongkok. Dilansir dari tagar.id TikTok adalah jejaring sosial yang memungkinkan untuk berbagi video pendek untuk bernyanyi, menari, dan membagikannya ke jejaring sosial [1].
Singkatnya TikTok merupakan platform media sosial yang berfungsi untuk membagikan video pendek. Kembali lagi pada pokok pembahasan dilansir dari laman Kominfo, TikTok semakin berkembang pada tahun 2020 hingga menjadi budaya populer di Indonesia. Sebenarnya TikTok bukanlah hal baru di Indonesia. Dua tahun lalu (2018) Kominfo menyatakan telah memblokir aplikasi TikTok hal ini dilakukan karena aplikasi tersebut berbahaya bagi anak-anak karena memproduksi konten negatif [2].
Namun belum lama diblokir aplikasi TikTok ini dibuka kembali oleh Kominfo dengan alasan bahwa TikTok telah mau bekerja sama dengan Indonesia dengan mengikuti peraturan-peraturan hukum di Indonesia termasuk menghapus dan menyaring konten internal untuk menghindari konten negatif. Hal itu dilakukan atas dasar peraturan perundang-undangan di Indonesia [3].
Dan di tahun 2018 juga TikTok memperoleh penghargaan dari Google Play sebagai aplikasi paling menghibur serta terbaik dan terakhir aplikasi ini menjadi aplikasi nomor 1 di APP store [4] hal ini juga dikuatkan oleh Kominfo, dilansir dari laman kominfo.go.id bahwa di dalam tingkat global TikTok merupakan aplikasi dengan pengguna aktif 500 juta per bulan serta dinobatkan sebagai aplikasi seluler non game yang paling banyak diunduh di seluruh dunia melalui iOS app store hingga mengalahkan Youtube dan WhatsApp.
Jadi sepanjang tahun 2018 dan 2019 aplikasi tiktok merupakan aplikasi yang paling banyak diunduh dan sekarang mencapai 45.8 juta kali. Hal ini tentu mengalahkan instagram juga [5], lalu ada sekitar 10 juta lebih pengguna aktif terdiri dari kaum milenial dan generasi Z. Hal inilah yang membuat TikTok semakin populer di Indonesia. Karena perkembangan budaya di Indonesia saat ini sangatlah besar andil/peran kaum milenial dan juga kaum milenial lebih intens dan lebih aktif dengan teknologi baru salah satunya adalah TikTok.
Sedangkan di tahun 2020 ini pada saat pandemi Covid-19 dan diberlakukannya PSBB. Perkembangan TikTok lebih ramai dari biasanya. Lebih jelasnya Angga Putra, head of content and user operation mengatakan [6]:
“Bahwa platform video pendek itu lebih ramai 20 persen dari biasanya. Selama pandemi jelas tidak heran bila semua orang stress dan juga bosan karena berada di rumah terus menerus. Dan TikTok menjadi sinyal bahwa bukan hanya mereka saja yang merasa demikian, orang lain pun ikut merasakanya serta tetap mampu beraktivitas dari rumah. Jenis konten yang mengalami kenaikan selama pandemi adalah konten edukasi.”
Dilansir dari laman techfor.id bersumber dari worldwide user actives (april 2020) TikTok mencapai 800 M. Dalam hal ini TikTok kalah dengan Instagram yang mencapai 1 B, namun TikTok lebih unggul pengguna aktif, dibanding Reddit (430M), Kuashiou (400 M), Snapchat (398 M), Twitter (836 M), dan Pinterest (366 M) [7].
TikTok Media Pemasaran yang Efektif
Tidak bisa dipungkiri dengan fakta dan statistik perkembangan yang begitu cepat, TikTok kini menjelma dari media sosial yang alay menjadi media sosial yang digandrungi oleh anak muda. Tak heran kini TikTok dianggap sebagai media pemasaran yang efektif untuk anak muda berusia 25 tahun ke bawah. Bila Anda menjual produk khusus anak muda, maka TikTok adalah media pemasaran yang layak dipertimbangkan.
Contohnya adalah Shopee, salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, yang menggalakkan kampanye #99ShopeeHaul yang menantang partisipan untuk berbagi produk-produk yang dibeli di Shopee dan memudahkan hidup mereka.
Kampanye #99ShopeeHaul memilki total lebih dari 2,7 Miliar kali tayang alias 2.700 Juta kali tayang. Kampanye ini kemudian diikuti #1111ShopeeHaul yang berhasil mencapai 3.6 Miliar kali tayang.
Hal ini membuktikan bagaimana TikTok berhasil meningkatkan brand awareness dan membantu menggiring penggunanya untuk meramaikan sebuah event belanja.
Sudah siap menggunakan TikTok?
Sumber Referensi
- [1] Winanto, Andry, “Sejarah dan Fakta Aplikasi TikTok” dalam https://www.tagar.id/sejarah-dan-fakta-tentang-aplikasi-tiktok, diakses pada 17 November 2020 pukul 13.29 WIB.
- [2] Jamaluddin, Fauzan, “Kominfo Resmi Blokir Aplikasi TikTok” dalam https://www.merdeka.com/teknologi/kominfo-resmi-blokir-aplikasi-tik-tok.html, diakses pada 17 November 2020 pukul 13.31 WIB.
- [3] Redaksi, “Kominfo: Blokir TikTok Hanya Sementara” dalam https://www.kominfo.go.id/content/detail/13332/kominfo-blokir-tik-tok-hanya-sementara/0/sorotan_media, diakses pada 17 November 2020 pukul 13.35 WIB.
- [4] Atmoko, Bambang Dwi, “9 Fakta 2 Tahun TikTok di Indonesia yang Perlu Diketahui” dalam https://gizmologi.id/news/9-fakta-tiktok-indonesia/, diakses pada 17 November 2020 pukul 13.40 WIB.
- [5] Bohang, Fatimah Kartini, “TikTok Punya 10 Juta Pengguna Aktif di Indonesia” dalam htpps://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tekno/read/2018/07/05/09531027/tik-tok-punya-10-juta-pengguna-aktif-di-indonesia, diakses pada 17 November 2020 pukul 13.45 WIB.
- [6] Bohang, Fatimah Kartini, “TikTok Punya 10 Juta Pengguna Aktif di Indonesia” dalam htpps://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tekno/read/2018/07/05/09531027/tik-tok-punya-10-juta-pengguna-aktif-di-indonesia, diakses pada 17 November 2020 pukul 13.45 WIB.
- [7] Redaksi, “TikTok vs Instagram: Who Wins Social Media in 2020 (Infographic)” dalam https://mediakix.com/blog/tiktok-vs-instagram-infographic/, diakses pada 17 November 2020 pukul 14.01 WIB.